Total Tayangan Halaman

Total Tayangan Halaman

Selasa, 16 September 2014

nama nama pahlawan

    

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Daftar Pahlawan Nasional Indonesia (per 2011)
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara."[2] Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]
  1. Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
    1. Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
    2. Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    3. Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  2. Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  3. Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  4. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  5. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  6. Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  7. Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibukota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[3]
Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekrit Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya.[4][5][6] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia[3][4][6]
147 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Rajiman Wediodiningrat, Lambertus Nicodemus Palar dan Tahi Bonar Simatupang pada tahun 2013.[7] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, dan seorang uskup.
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.[b]

Pahlawan Nasional Indonesia

Seorang pria mengenakan sorban menghadap ke depan
Antasari pada mata uang 2,000 rupiah
Seorang wanita menghadap ke kiri
Cut Nyak Dhien pada mata uang 10,000 rupiah
Seorang pria berjenggot menghadap ke depan
Sisingamangaraja XII pada mata uang 1,000 rupiah
Daftar isi
A • B • C • D • E • F • G • H • I • J • K • L • M • N • O • P • R • S • T • U • W • Y • Z
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Catatan Penetapan Provinsi asal/pengusul Ref.
Abdul Halim 1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia 2008 Sumatera Barat [3][8]
Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 Sumatera Utara [3][9]
Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 Kalimantan Barat [3][10]
Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sarjana Islam dan penulis 2011 Sumatera Barat [11]
Abdul Muis 1883 1959 Politisi, kemudian penulis 1959 Sumatera Barat [c][4][12]
Abdul Rahman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 D.I. Yogyakarta [4][13]
Andi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki 2005 Sulawesi Selatan [3][14]
Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 Jawa Barat [3][15]
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga 1998 Sumatera Utara [3][16]
Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional 2007 Sumatera Barat [3][17]
Nyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 Jawa Tengah [3][18]
Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang 1961 Sumatera Barat [4][19]
Agustinus Adisucipto 1916 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 D.I. Yogyakarta [4][20]
Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam Jawa, mendirikan Muhammadiyah; suami Siti Walidah 1961 D.I. Yogyakarta [4][21]
Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 Jawa Tengah [3][22]
Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Tengah [4][23]
Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia 1964 Jawa Tengah [4][24]
Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 Sumatera Utara [3][25]
Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar 1968 Kalimantan Selatan [4][26]
Arie Frederik Lasut 1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 Sulawesi Utara [4][27]
Bagindo Azizchan 1910 1947 Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2005 Sumatera Barat [3][28]
Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar 1969 Jawa Timur [4][29]
Teungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 Aceh [4][30]
Cilik Riwut 1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah 1998 Kalimantan Tengah [3][31]
Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno 1964 Jawa Tengah [4][32]
Cokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno 1961 Jawa Timur [4][33]
Ernest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia 1961 Jawa Timur [d][4][34]
Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 Jawa Barat [4][35]
Cut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar 1964 Aceh [4][36]
Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda 1973 D.I. Yogyakarta [4][37]
Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September 1965 Sumatera Utara [4][38]
Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 Jawa Barat [4][39]
Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia 1964 D.I. Yogyakarta [4][40]
Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno 2000 Bengkulu [3][41]
Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh 1962 Sumatera Utara [4][42]
Frans Kaisiepo 1921 1979 Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 1993 Papua [3][43]
Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air 2004 Jawa Barat [3][44]
Gatot Subroto 1907 1962 Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat 1962 Jawa Tengah [4][45]
Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 Jawa Timur [3][46]
Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta 2006 D.I. Yogyakarta [3][47]
Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua 1990 D.I. Yogyakarta [3][48]
Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 Jawa Timur [e][4][49]
Hasan Basri 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia 2001 Kalimantan Selatan [3][50]
Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Sulawesi Selatan [4][51]
Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama 1964 Jawa Timur [4][52]
Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 Sumatera Barat [3][53]
Herman Johannes 1912 1992 Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada 2009 Nusa Tenggara Timur [3][54]
Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 Bali [3][55]
Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi 2011 Kalimantan Selatan [11][56]
Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan 1999 Sumatera Barat [3][57]
Tuanku Imam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatera Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri 1973 Sumatera Barat [4][58]
Radin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 Lampung [3][59]
Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 Aceh [f][3][60]
Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan 2004 DKI Jakarta [3][61]
Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 Jawa Timur [3][62]
Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 Jawa Barat [3][63]
Izaak Huru Doko 1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana 2006 Nusa Tenggara Timur [3][64]
Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 Jawa Tengah [g][4][65]
Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi 2002 Jawa Tengah [3][66]
Andi Jemma 1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional 2002 Sulawesi Selatan [3][67]
Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 2010 Papua [68]
Johannes Leimena 1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas 2010 Maluku [68]
Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir 1963 Jawa Barat [4][69]
Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Maluku [4][70]
Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa 1964 Jawa Tengah [4][71]
Ignatius Joseph Kasimo 1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik 2011 D.I. Yogyakarta [11][72]
Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Tengah [4][73]
I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 Bali [3][74]
I Gusti Ketut Puja 1904 1957 Gubernur Bali pertama 2011 Bali [11][75]
Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto 1959 D.I. Yogyakarta [4][76]
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 Jawa Tengah [11][77]
Kiras Bangun 1852 1942 Pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda 2005 Sumatera Utara [3][78]
Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama 1965 Jawa Barat [4][79]
La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo 1998 Sulawesi Selatan [3][80]
Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi 2013 Sulawesi Utara [7]
John Lie 1911 1988 Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional 2009 Sulawesi Utara [3][81]
Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 Sumatera Selatan [3][82]
Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah 1988 Jawa Tengah [3][83]
Andi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe 2004 Sulawesi Selatan [3][84]
Maria Walanda Maramis 1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 Sulawesi Utara [4][85]
Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 Maluku [4][86]
Marthen Indey 1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 Papua [3][87]
Mas Mansur 1896 1946 Sarjana Islam, pemimpin Muhammadiyah 1964 Jawa Timur [4][88]
Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Timur [4][89]
Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 Jawa Barat [3][90]
Cut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 Aceh [4][91]
Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama 2012 Sumatera Barat [h][92][93]
Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 DKI Jakarta [4][94]
Mohammad Natsir 1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima 2008 Sumatera Barat [3][95]
Teuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatera pertama 2006 Aceh [3][96]
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Sumatera Barat [4][97]
Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 Jawa Timur [3][98]
Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta 1964 Jawa Tengah [4][99]
Nani Wartabone 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan Permesta 2003 Gorontalo [3][100]
I Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional 1975 Bali [3][101]
Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 Maluku Utara [3][102]
Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional 2006 Jawa Barat [3][103]
Teuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama 1974 Aceh [104]
Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 2006 Sulawesi Selatan [3][105]
Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 Jawa Barat [4][106]
Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional 2006 Sulawesi Selatan [3][107]
Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 Jawa Tengah [4][108]
Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia 2011 Jawa Tengah [11][109]
Pattimura 1783 1817 Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 Maluku [4][110]
Pierre Tendean 1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 DKI Jakarta [4][111]
Pong Tiku 1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 Sulawesi Selatan [3][112]
Raja Ali Haji 1809 kr. 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau 2004 Kepulauan Riau [3][113]
Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 Riau [3][114]
Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama 2013 D.I. Yogyakarta [7]
Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2001 Sulawesi Selatan [3][115]
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 Sumatera Barat [3][116]
Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda 1973 Sulawesi Selatan [4][117]
Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 Jawa Tengah [4][118]
Sam Ratulangi 1890 1949 Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 Sulawesi Utara [4][119]
Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam 1961 Jawa Tengah [4][120]
Silas Papare 1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 Papua [3][121]
Sisingamangaraja XII 1849 1907 Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda 1961 Sumatera Utara [4][114]
Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Tengah [4][122]
Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah 1996 Jawa Tengah [3][123]
Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, 1971 D.I. Yogyakarta [i][4][124]
Slamet Riyadi 1927 1950 Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi 2007 Jawa Tengah [3][125]
Sudirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional 1964 Jawa Tengah [j][4][126]
Albertus Sugiyapranata 1896 1963 Uskup Katolik Jawa dan nasionalis 1963 Jawa Tengah [4][127]
Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 D.I. Yogyakarta [4][128]
Suharso 1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis 1973 Jawa Tengah [4][129]
Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 Jawa Tengah [4][130]
Sukarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama 2012 Jawa Timur [h][92][93]
Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC 1975 D.I. Yogyakarta [3][131]
Andi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 Sulawesi Selatan [3][132]
Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 1970 Jawa Tengah [4][133]
Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi 1965 Jawa Tengah [4][134]
Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Tengah [4][135]
Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar 1975 Jawa Timur [k][3][136]
Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1986 Jawa Timur [3][137]
Suryo 1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional 1964 Jawa Timur [4][138]
Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara 1959 D.I. Yogyakarta [4][139]
Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama 1966 Sumatera Barat [4][140]
Soetomo 1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo 1961 Jawa Timur [l][4][141]
Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya 2008 Jawa Timur [m][3][142]
Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 Jawa Tengah [4][143]
Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama 2011 Banten [11]
Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur 1998 Riau [3][133]
Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 Sumatera Utara [7]
Tuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri 1995 Riau [3][144]
Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan aktivis komunis Minang 1963 Sumatera Barat [4][145]
Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 Jambi [3][146]
Tirtayasa 1631 1683 Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 Banten [4][147]
Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 Jawa Tengah [3][148]
Teuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien 1973 Aceh [4][149]
Untung Surapati 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC 1975 Jawa Timur [3][150]
Urip Sumoharjo 1893 1948 Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman 1964 Jawa Tengah [4][151]
Wage Rudolf Supratman 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" 1971 Jawa Timur [4][152]
Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 Jawa Timur [4][153]
Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo 1973 D.I. Yogyakarta [4][154]
Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Pelopor pengobatan radiologi 1968 Nusa Tenggara Timur [4][155]
Yos Sudarso 1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda 1973 Jawa Tengah [4][156]
Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC 1995 Sulawesi Selatan [3][157]
Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang 1972 Jawa Barat [4][158]
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno 1963 Sumatera Utara [4][159]

Lihat pula

Catatan penjelas

  1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 memberikan ketentuan pada orang-orang yang wafat sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945, memungkinkan mereka yang "berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" untuk menerima gelar tersebut.
  2. ^ Bahasa Indonesia telah mengalami sejumlah pengubahan ejaan sejak negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1945. Ejaan Yang Disempurnakan, dimandatkan pada 1972, adalah sistem pengejaan resmi saat ini di Indonesia.
  3. ^ Beberapa sumber menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1886 atau 1890.
  4. ^ Juga dikenal dalam bahasa Sunda dengan nama Danudirja Setiabudi
  5. ^ Dikenal juga sebagai Harun Tahir
  6. ^ Tanggal kelahiran tidak diketahui. Beberapa sumber seperti Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1590.
  7. ^ Dikenal juga sebagai Usman bin Haji Muhammad Ali.
  8. ^ a b Sebelumnya digelari sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986
  9. ^ Umumnya disebut sebagai Nyai Ahmad Dahlan, yang berarti "istri Ahmad Dahlan"
  10. ^ 1916 adalah tahun pengakuan dari pemerintahan Indonesia. Tanggal sebenarnya mungkin berbeda. Contohnya, sejumlah sumber menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1912 (Said 1991, hal. 80).
  11. ^ Tanggal kematian tidak diketahui; ia menghilang pada tahun 1945.
  12. ^ Paling sering disebut sebagai Dr. Sutomo
  13. ^ Dikenal juga sebagai Bung Tomo

Catatan kaki

  1. ^ a b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009.
  2. ^ a b c d Sekretariat Negara Indonesia, Prosedur.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (2).
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (1).
  5. ^ JCG, Abdul Muis.
  6. ^ a b Artaria 2002, hlm. 539.
  7. ^ a b c d Parlina 2013, Govt names three new national heroes.
  8. ^ Mirnawati 2012, hlm. 254.
  9. ^ Mirnawati 2012, hlm. 251–252.
  10. ^ Mirnawati 2012, hlm. 2–3.
  11. ^ a b c d e f g The Jakarta Post 2011, Govt Gives.
  12. ^ Mirnawati 2012, hlm. 64–66.
  13. ^ Mirnawati 2012, hlm. 185–187.
  14. ^ Mirnawati 2012, hlm. 229–230.
  15. ^ Mirnawati 2012, hlm. 264.
  16. ^ Mirnawati 2012, hlm. 227–228.
  17. ^ Mirnawati 2012, hlm. 265–266.
  18. ^ Mirnawati 2012, hlm. 20–21.
  19. ^ Mirnawati 2012, hlm. 80–81.
  20. ^ Mirnawati 2012, hlm. 190.
  21. ^ Mirnawati 2012, hlm. 90–93.
  22. ^ Mirnawati 2012, hlm. 255.
  23. ^ Mirnawati 2012, hlm. 206–207.
  24. ^ Sudarmanto 2007, hlm. 90–91.
  25. ^ Mirnawati 2012, hlm. 143–144.
  26. ^ Mirnawati 2012, hlm. 22–23.
  27. ^ Mirnawati 2012, hlm. 158–159.
  28. ^ Mirnawati 2012, hlm. 234.
  29. ^ Mirnawati 2012, hlm. 168–169.
  30. ^ Mirnawati 2012, hlm. 52–53.
  31. ^ Mirnawati 2012, hlm. 188–189.
  32. ^ Mirnawati 2012, hlm. 68–70.
  33. ^ Mirnawati 2012, hlm. 82–83.
  34. ^ Mirnawati 2012, hlm. 71–72.
  35. ^ Mirnawati 2012, hlm. 123–124.
  36. ^ Mirnawati 2012, hlm. 4–5.
  37. ^ Mirnawati 2012, hlm. 24–25.
  38. ^ Mirnawati 2012, hlm. 210–211.
  39. ^ Mirnawati 2012, hlm. 181–182.
  40. ^ Mirnawati 2012, hlm. 93–94.
  41. ^ Mirnawati 2012, hlm. 237–238.
  42. ^ Mirnawati 2012, hlm. 160–161.
  43. ^ Mirnawati 2012, hlm. 164–165.
  44. ^ Mirnawati 2012, hlm. 239–240.
  45. ^ Mirnawati 2012, hlm. 170–171.
  46. ^ Mirnawati 2012, hlm. 201–202.
  47. ^ Mirnawati 2012, hlm. 26–27.
  48. ^ Mirnawati 2012, hlm. 197–198.
  49. ^ Mirnawati 2012, hlm. 178.
  50. ^ Mirnawati 2012, hlm. 235–236.
  51. ^ Mirnawati 2012, hlm. 42–43.
  52. ^ Mirnawati 2012, hlm. 95–96.
  53. ^ Mirnawati 2012, hlm. 271–272.
  54. ^ Mirnawati 2012, hlm. 241–242.
  55. ^ Mirnawati 2012, hlm. 248.
  56. ^ Mirnawati 2012, hlm. 292–293.
  57. ^ Mirnawati 2012, hlm. 244–245.
  58. ^ Mirnawati 2012, hlm. 56–57.
  59. ^ Mirnawati 2012, hlm. 30–31.
  60. ^ Mirnawati 2012, hlm. 44–45.
  61. ^ Mirnawati 2012, hlm. 249.
  62. ^ Mirnawati 2012, hlm. 191–192.
  63. ^ Mirnawati 2012, hlm. 276–277.
  64. ^ Mirnawati 2012, hlm. 250.
  65. ^ Mirnawati 2012, hlm. 187.
  66. ^ Mirnawati 2012, hlm. 253.
  67. ^ Mirnawati 2012, hlm. 66–67.
  68. ^ a b The Jakarta Post 2010, Doctor, Army Officer.
  69. ^ Mirnawati 2012, hlm. 86–87.
  70. ^ Mirnawati 2012, hlm. 224–225.
  71. ^ Mirnawati 2012, hlm. 121–122.
  72. ^ Mirnawati 2012, hlm. 300.
  73. ^ Mirnawati 2012, hlm. 212–213.
  74. ^ Mirnawati 2012, hlm. 8–9.
  75. ^ Mirnawati 2012, hlm. 298.
  76. ^ Mirnawati 2012, hlm. 105–107.
  77. ^ Mirnawati 2012, hlm. 296–297.
  78. ^ Mirnawati 2012, hlm. 258.
  79. ^ Mirnawati 2012, hlm. 183–184.
  80. ^ Mirnawati 2012, hlm. 14–15.
  81. ^ Mirnawati 2012, hlm. 259–260.
  82. ^ Mirnawati 2012, hlm. 46–47.
  83. ^ Mirnawati 2012, hlm. 12–14.
  84. ^ Mirnawati 2012, hlm. 231.
  85. ^ Mirnawati 2012, hlm. 108–109.
  86. ^ Mirnawati 2012, hlm. 16–17.
  87. ^ Mirnawati 2012, hlm. 203–204.
  88. ^ Mirnawati 2012, hlm. 97–98.
  89. ^ Mirnawati 2012, hlm. 208–209.
  90. ^ Mirnawati 2012, hlm. 261.
  91. ^ Mirnawati 2012, hlm. 6–7.
  92. ^ a b Aritonang 2012, Sukarno, Hatta.
  93. ^ a b The Jakarta Post 2012, Respect Thy Heroes.
  94. ^ Mirnawati 2012, hlm. 110–111.
  95. ^ Mirnawati 2012, hlm. 262–263.
  96. ^ Mirnawati 2012, hlm. 286–287.
  97. ^ Mirnawati 2012, hlm. 119–120.
  98. ^ Mirnawati 2012, hlm. 273–274.
  99. ^ Mirnawati 2012, hlm. 73.
  100. ^ Mirnawati 2012, hlm. 243.
  101. ^ Mirnawati 2012, hlm. 176–177.
  102. ^ Mirnawati 2012, hlm. 18–19.
  103. ^ Mirnawati 2012, hlm. 256.
  104. ^ Kamajaya 1981, hlm. 50–57.
  105. ^ Mirnawati 2012, hlm. 268.
  106. ^ Mirnawati 2012, hlm. 131–132.
  107. ^ Mirnawati 2012, hlm. 269–270.
  108. ^ Mirnawati 2012, hlm. 36–37.
  109. ^ Mirnawati 2012, hlm. 299.
  110. ^ Mirnawati 2012, hlm. 10–11.
  111. ^ Mirnawati 2012, hlm. 214–215.
  112. ^ Mirnawati 2012, hlm. 28–29.
  113. ^ Mirnawati 2012, hlm. 32–33.
  114. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 34–35.
  115. ^ Mirnawati 2012, hlm. 280.
  116. ^ Mirnawati 2012, hlm. 84–85.
  117. ^ Mirnawati 2012, hlm. 199–200.
  118. ^ Mirnawati 2012, hlm. 74–75.
  119. ^ Mirnawati 2012, hlm. 162–163.
  120. ^ Mirnawati 2012, hlm. 99–100.
  121. ^ Mirnawati 2012, hlm. 193–194.
  122. ^ Mirnawati 2012, hlm. 216–217.
  123. ^ Mirnawati 2012, hlm. 246–247.
  124. ^ Mirnawati 2012, hlm. 112–113.
  125. ^ Mirnawati 2012, hlm. 166–167.
  126. ^ Mirnawati 2012, hlm. 172–173.
  127. ^ Mirnawati 2012, hlm. 195–196.
  128. ^ Mirnawati 2012, hlm. 222–223.
  129. ^ Mirnawati 2012, hlm. 116–117.
  130. ^ Mirnawati 2012, hlm. 136–137.
  131. ^ Mirnawati 2012, hlm. 40–41.
  132. ^ Mirnawati 2012, hlm. 232–233.
  133. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 138.
  134. ^ Mirnawati 2012, hlm. 114–115.
  135. ^ Mirnawati 2012, hlm. 218–219.
  136. ^ Mirnawati 2012, hlm. 134–135.
  137. ^ Mirnawati 2012, hlm. 133.
  138. ^ Mirnawati 2012, hlm. 127–128.
  139. ^ Mirnawati 2012, hlm. 125–126.
  140. ^ Mirnawati 2012, hlm. 139–140.
  141. ^ Mirnawati 2012, hlm. 76–77.
  142. ^ Mirnawati 2012, hlm. 284–285.
  143. ^ Mirnawati 2012, hlm. 220–221.
  144. ^ Mirnawati 2012, hlm. 58–59.
  145. ^ Mirnawati 2012, hlm. 141–142.
  146. ^ Mirnawati 2012, hlm. 48–49.
  147. ^ Mirnawati 2012, hlm. 38–39.
  148. ^ Mirnawati 2012, hlm. 129–130.
  149. ^ Mirnawati 2012, hlm. 54–55.
  150. ^ Mirnawati 2012, hlm. 60–62.
  151. ^ Mirnawati 2012, hlm. 174–175.
  152. ^ Mirnawati 2012, hlm. 147–148.
  153. ^ Mirnawati 2012, hlm. 88–89.
  154. ^ Mirnawati 2012, hlm. 78–79.
  155. ^ Mirnawati 2012, hlm. 118.
  156. ^ Mirnawati 2012, hlm. 179–180.
  157. ^ Mirnawati 2012, hlm. 50–51.
  158. ^ Mirnawati 2012, hlm. 101–102.
  159. ^ Mirnawati 2012, hlm. 103–104.

Kutipan karya

Pranala luar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

judul blog